Tuesday, March 18, 2014

Karir Tamat akibat Cedera. (part1)

Cedera memang begitu mengganggu bagi para pesepakbola. entah itu cedera ringan maupun berat.
Bahkan diantara mereka ada yang harus menepi hingga berbulan-bulan. Ada pula yang tak kunjung sembuh dan terus kambuh beberapakali hingga akhirnya menamatkan karirnya.
Berikut adalah beberapa pesepakbola yang karirnya tamat lantaran cedera yang tak kunjung sembuh.



1. Just Fontaine
Just Fontaine adalah striker haus gol yang pernah dimiliki oleh Prancis di era 50-an. Torehan 13 golnya di putaran final Piala Dunia 1958 tak mampu disamai oleh pemain manapun hingga saat ini, rekor yang bertahan lebih dari setengah abad lamanya.

Rekor golnya pun sangat mengerikan baik di level klub maupun negara. Bersama Les Bleus, ia mengemas 30 gol dalam 21 laga. Sementara di level klub bersama Cassablanca, Nice, dan Stade Reims, Fontaine mencetak total 227 gol dalam 248 laga, sebuah rasio gol yang mengerikan.

Sayangnya karir Fontaine sebagai pesepakbola harus terhenti saat usianya belum genap 29 tahun. Cedera yang tak kunjung sembuh membuatnya harus gantung sepatu lebih cepat.

2. Brian Laudrup
Brian Laudrup ini merupakan pemain serba bisa yang mampu beroperasi sebagai winger, gelandang serang, dan juga second striker. Kolaborasinya bersama sang kakak, Michael Laudrup di Timnas Denmark menjadi salah satu ikon pesepakbola bersaudara di eranya.

Menjadi sosok pahlawan bagi Bayern Munich dan juga Glasgow Rangers, namun masalah adaptasi dan juga cedera lutut mulai menghantui karirnya saat bergabung ke Chelsea di tahun 1998. Laudrup tak pernah benar-benar sembuh dari cedera tersebut dan akhirnya memutuskan gantung sepatu di usia yang masih tergolong muda, 31 tahun.

3. Owen Hargreaves
Owen Hargreaves bisa menjadi salah satu gelandang terbaik Inggris di dekade lalu kalau saja karirnya tidak banyak diganggu oleh cedera. Tampil cemerlang bersama Bayern Munich, Hargreaves mengalami cedera patah kaki di musim terakhirnya bermukim di Bavaria pada tahun 2007 dan tak pernah kembali ke kondisi prima sejak saat itu.

Pemain kelahiran Kanada ini mengeluhkan kondisi ototnya yang melemah sejak cedera tersebut. Pindah ke Inggris untuk memperkuat Manchester United, kondisi lutut Hargreaves semakin memburuk. Pakar cedera lutut Richard Steadman bahkan menyatakan bahwa situasi yang dialami Hargreaves merupakan yang terburuk dalam 35 tahun karirnya sebagai dokter.

Hargreaves akhirnya pensiun usai membela Manchester City selama semusim pada usia 31 tahun. Namun pada prakteknya karir Hargreaves sudah bisa dinyatakan tamat sejak usianya 28 tahun.

4. Norman Whiteside
Norman Whiteside pernah digadang-gadang sebagai calon legenda baru Manchester United. Pemuda Irlandia Utara ini memulai debutnya di usia 16 tahun di skuat utama United. Ia juga memecahkan rekor Pele sebagai pemain termuda yang bermain di putaran final Piala Dunia dalam usia 17 tahun.

Kecepatan dan naluri gol tinggi dari Whiteside membuatnya menjadi idola para fans. Namun cedera lutut kronis menghampirinya bahkan saat usianya belum genap 20 tahun. Ia tak pernah mampu memenuhi ekspektasi tinggi publik Old Trafford.

Hubungan yang buruk dengan Alex Ferguson yang menjadi manajer klub di tahun 1986 ditambah dengan hobi minum alkohol membuat karirnya semakin meredup. Ia hengkang ke Everton di usia 24 tahun sebelum akhirnya memutuskan pensiun dua tahun kemudian karena kondisi lutut yang tak bisa lagi diajak kompromi.

5. Marco Van Basten
Marco Van Basten sering disebut sebagai striker terbaik yang pernah dimiliki oleh Belanda. Salah satu momen yang akan terus dikenang dari penyerang yang identik dengan naluri gol dan teknik tinggi ini adalah gol cantik ke gawang Uni Soviet di tahun 1988. Hingga saat ini, gol tendangan voli yang dicetak dari sudut sempit selalu akrab dengan sebutan "Gol ala Van Basten".

Gaya permainannya yang elegan membuat Van Basten menjadi idola baik di Ajax Amsterdam maupun AC Milan. Namun sayang karirnya sering terganggu dengan cedera engkel kambuhan yang dialaminya di musim pertama menginjakkan kaki di Italia.

Pada akhirnya, masalah engkel akut memaksanya pensiun di usia 28 tahun, saat di mana seharusnya ia masih berada di puncak permainan.

6. Brian Clough
Brian Clough selama ini dikenal sebagai pelatih legendaris Inggris yang mampu mengantarkan Nottingham Forest menjuarai dua Piala Eropa pada periode 1979-1981. Namun sebenarnya karir Clough sebagai pemain juga cukup cemerlang.

Bermain sebagai striker, Clough cukup ganas dalam membobol gawang lawan. Ia mencetak 197 gol dalam 213 laga bersama Middlesbrough dan juga 54 gol hanya dalam 61 pertandingan bersama Sunderland.

Namun karirnya harus berakhir di usia 29 tahun setelah mengalami cedera ligamen lutut usai bertabrakan dengan kiper Bury, Chris Harker. Cedera tersebut bukanlah sesuatu yang bisa diatasi oleh teknolgi di era tersebut, membuat Clough harus gantung sepatu lebih cepat.

7. Sebastian Deisler
Di awal tahun 2000-an, barisan gelandang Timnas Jerman dipenuhi dengan para gelandang petarung yang mengandalkan kekuatan dan stamina. Kehadiran Sebastian Deisler sebagai pemain yang memiliki kaki seniman membuat dirinya menjadi idola baru dan digadang-gadang mampu mengembalikan kejayaan masa lalu Der Panzer.

Deisler tampil apik bersama Gladbach dan Hertha Berlin sebelum akhirnya bergabung ke tim terbesar Jerman, Bayern Munich. Namun nasib sial menghampirinya di musim pertama merumput di Munich saat Deisler mengalami cedera lutut.

Meskipun telah menjalani serangkaian operasi, Deisler tak pernah lagi bisa pulih ke kondisi terbaiknya. Pemain kelahiran Lorrach ini bahkan sempat mengalami depresi karena cederanya yang tak kunjung sembuh. Ia akhirnya pensiun di tahun 2007, saat usianya baru menginjak 27 tahun.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More