Seputar Kesehatan

Ades Priambodo

Seputar Kecantikan

Ades Priambodo

Seputar Bola

Ades Priambodo

Seputar Edukasi

Ades Priambodo

Seputar Lowongan

Ades Priambodo.

Seputar Realita

Ades Priambodo.

Monday, March 31, 2014

Menguak keindahan Rayo Vallecano

Mendengar klub sekaliber Rayo Vallecano pasti beranggapan bahwa tim ini Berstatus sebagai tim Medioker yang selalu berjuang demi terhindar dari Degradasi. Pada kenyataannya pun memang demikian. Memulai kembali petualangan di BBVA di musim 2011-12 Vallecano akrab dengan papan bawah klasemen.
Musim lalu adalah pencapaian yang terbaik sepanjang kiprah di kasta tertinggi sepakbola Spanyol. Vallecano sukses finish di posisi 8 klasemen akhir.
Musim ini Vallecano sempat terjerembab ke zona degradasi sebelum akhirnya mampu lolos. Dan kini tim besutan Paco Jemez tersebut nangkring di posisi 13 klasemen sementara Liga BBVA, dengan catatan 18 kekalahan. Catatan tersebut adalah yang terbanyak di La Liga sejauh ini bersama Real Betis yang menghuni juru kunci klasemen.
Rasio gol Joaquín Larrivey dkk pun sangat mengahawatirkan. Mereka hanya mendulang 34 gol berbanding 68 kebobolan. Dengan artian jumlah kebobolan mereka adalah yang terbanyak diantara tim lainnya.

Tetapi jangan hanya melihat statistik yang tertera di atas. Performa Rayo Vallecano ketika bertanding patut diberi kredit tersendiri. Di balik seringnya Vallecano mengalami kekalahan dengan skor telak, ternyata terselip statistik yang tidak bisa dianggap remeh. Hingga saat ini Vallecano adalah salah satu tim dengan rataan penguasaan bola terbaik di La Liga. Mereka hanya kalah dari Barcelona.


Fakta membuktikan bahwa skema permainan Rayo Vallecano sangat mengandalkan ball possesion. Mereka tak segan memainkan bola di tengan untuk kemudian melancarkan serangan.  Barcelona dan Real Madrid pernah merasakan bagaiamana mereka dipermainkan oleh permainan pantang menyerah Vallecano. Mereka pun tak segan mengobrak abrik pertahanan lawannya.



Bukan Real Madrid ataupun tim besar eropa lainnya yang mampu menghentikan catatan ball possesion milik Barcelona. Sebelum partai kontra Vallecano, Barcelona menyandang rekor 317 pertandingan selalu menguasai bola atas lawannya. Tetapi saat pertandingan Rayo Vallecano mampu membuat lini tengah barcelona ketar-ketir. Ball possesion di pertandingan kala ini adalah 49-51 Vallecano unggul tipis. Dan pada akhirnya El barca menang telak 4-0, tetapi seluruh gol Barcelona tidak terjadi seperti biasanya. El Barca membuat gol lewat skema serangan balik. Meski pada pertemuan kedua Barcelona kembali unggul ball possesion dan menggilas Vallecano 6-0 di camp nou.


Real Madrid pun dibuat susah payah kala dua kali berhadapan dengan Rayo Vallecano. Pertemuan pertama El Real mampu memenangkan pertandingan 3-2. Tetapi perlu diingat bahwa El Real unggul 3 gol terlebih dahulu. Saat tertinggal 3 gol inilah Vallecano secara luar biasa mengurung pertahanan Sergio ramos dkk. Hingga akhirnya mereka mampu mengecilkan kedudukan menjadi 3-2. Aksi pantang menyerah Vallecano berbuah kemenangan dari segi ball possesion 48-52. Sementara itu di pertemuan kedua Madrid secara luar biasa menggulung Vallecano dengan skor telak 5-0. Tetapi lagi-lagi permainan heroik Vallecano mampu mengahdirkan catatan ball possesion yang kembali dimenangi Vallecano dengan cukup lebar 59-41.

Disinilah peta kekuatan Rayo Vallecano, mereka beranggapan bahwa kalah dengan skor berapapun akan sama kecewanya dengan hanya selisih 1 gol. mereka tidak seperti tim-tim medioker lainnya yang tak jarang memilih misi bertahan kala berhadapan dengan tim besar. 
Bagi Vallecano sepakbola adalah keindahan yang harus dipelihara, menang ataupun kalah, mereka tetap memainkan sepakbola indah. Vallecano punya potensi menjadi pembeda di daratan spanyol.
Andai mampu mendatangkan pemain berkualitas yang mampu menyatu dengan skema permainan. Bisa jadi Rayo Vallecano mampu bersaing di papan atas La Liga.

Saturday, March 29, 2014

Usai Pensiun justru Timnasnya Juara Piala Dunia.

Syarat Kesuksesan sebuah tim dalam kejuaraan mayor adalah mempunyai pemain yang berlabel bintang. Hanya sedikit negara yang mampu sukses dengan berjuluk tim underdog. Sisanya para jawara pasti memunculkan nama bintang mereka sebagai sorotan media masa.
Tetapi nasib para legenda di bawah ini berbeda. Memiliki skil dan kemampuan yang mumpuni sebagai seorang individu serta bergelimang prestasi di level klub , mereka justru tak mampu memberikan trophy Piala Dunia untuk negaranya. Mereka tidak ambil bagian dalam kesuksesan negaranya. Mereka memutuskan pensiun dari timnas usai gagal membawa negaranya meraih kesuksesan di Piala Dunia. Sedangkan di edisi selanjutnya yang tanpa mereka, Timnas mereka justru mampu meraih gelar Juara Piala Dunia.

Mereka adalah :

1. Raul Gonzalez

Kejayaan Raul Gonzalez di level klub tidak terbantahkan lagi. Menjabat ban kapten di Real Madrid, Gelontoran Gol ia ciptakan untuk klub ibu kota tersebut. Raihan Trophy pun mengalir kala sang pangeran barnebeu mencapai puncak karirnya. Tetapi di level timnas . Meski bermain di 102 laga dengan sumbangsih 44 gol Raul bisa dikatakan gagal membawa kejayaan La Furia ROja. 3 edisi piala dunia tak mampu meloloskan tim matador ke semi final. Piala dunia 1998 Spanyol bahkan gagal bersaing dengan paraguay dan Nigeria. Pada Gelaran Piala Dunia di Korea Japan 2002, Giliran tuan rumah nan mengejutkan bernama Korea Selatan yang mempecundangi Spanyol lewat drama adu penalti di babak perempat final. Nasib sial nampaknya masih menggelayuti Spanyol di Piala Dunia 2006,  Spanyol tumbang di tangan sang runner-up Perancis 1-3 di babak 16 besar.
Raul akhirnya memutuskan pensiun seusai Piala Dunia 2006. Dan setelah Raul Pensiun justru kejayaan Spanyol baru mulai di bangun. La Furia Roja mulai berbenah dengan mengembangkan pemain-pemain muda berbakat sebagai fondasi tim di masa depan. Mereka memulai kampanye perubahannya di babak kualifikasi piala eropa 2008. Mendiang Pelatih Luis Aragones sepertinya tak mau jatuh ke lubang yang sama. Beliau mengubah gaya bermain tim matador dengan lebih mengandalkan possesion ball. Hasilnya sungguh Luar Biasa. Spanyol sempurna di babak kualifikasi dan babak Putaran Final. Hanya Timnas italia yang mampu menahan laju Spanyol di waktu normal, sebelum akhirnya memaksa Gli Azzuri pulang kampung. Selebihnya mereka berhasil memenangi 5 pertandingan. Kesuksesan Spanyol berlanjut di Piala Dunia 2010 dan kembali Banc to Back Gelar Eropa di tahun 2012. Tidak ada nama Raul dalam Skuad Sempurna ini.

2. Paolo Maldini

 Nasib serupa dialami Paolo Maldini. Seorang bek sejati khas negeri Pizza yang hanya mengenakan satu jersey dalam kariernya. AC Milan begitu menghormati anak dari Cerare Maldini ini. Hingga saat ini nomor 3 miliknya masih di pensiunkan oleh klub sebagai tanda hormat atas jasanya. Berbagai Gelar bergengsi dipersembahkan Maldini untuk klubnya AC Milan. Maldini adalah pemain dengan rekor penampilan terbanyak dalam tim nasional Italia meski belum pernah meraih gelar pada tingkat internasional. Maldini berpartisipasi di empat Piala Dunia, di piala duniaa pertamanya di tahun 1990, Maldini menjadi pemain termuda di skuad yang dibawa pelatih Azzuri kala itu Azeglio Vicini. Langkah italia dihentikan juara bertahan Argentina lewat drama Adu penalty yang berkesudahan 4-3. Maldini juga turut serta dalam final Piala Dunia 1994 yang dimenangkan Brazil kembali lewat drama Adu Penalty. Edisi selanjutnya di Perancis 1998 timnas Italia ditundukan tuan rumah lagi lagi melalui drama adu penalty yang sangat dramatis di babak perempat final. Piala Dunia 2002 adalah piala dunia terakhir bagi Maldini, hasilnya mereka ditundukan Tuan rumah Korea Selatan lewat salah satu partai yang paling kontroversial dan dikenang hingga saat ini. Maldini dkk kalah lewat Golden goal Ahn Jung hwa di babak tambahan waktu.
Dia pensiun dari timnas setelah Piala Dunia 2002 dengan jumlah penampilan 126 kali dan mencetak 7 gol. Tanpa Maldini justru Italia perlahan mulai bangkit dan puncaknya di Gelaran piala dunia 2006 di Jerman. Melaju mulus hingga partai Final, gawang Gianluigi Buffon hanya bergetar 2 kali lewat bunuh diri Zaccardo dan Penalty Zinedine Zidane. Italia yang sedang dilanda kasus Calciopolli merengkuh Gelar Piala Dunianya untuk keempat kalinya. Dan Tidak ada Nama Maldini di dalam skuad juara ini.

3. Karl Heinz Rummenigge

Seorang Legenda Sepak bola Jerman dan Bayern Munchen serta Menyandang ban kapten. Sayang dia tak mampu memberikan gelar Piala Dunia bagi negaranya. Tercatat 3 edisi piala dunia ia mainkan. Yaitu Piala Dunia 1978,1982,1986.
Dan setelahnya Piala Dunia edisi 1990, Jerman Barat mampu memenangi Gelar Piala Dunia untuk ketiga kalinya.
Tidak ada nama  Karl Heinz Rummenigge di dalamnya.


Wednesday, March 26, 2014

Kematian Classic Number 10 di Era Sepak Bola Modern

Dikutip dari : http://olahraga.kompasiana.com

Francesco Totti kini menjadi sisa-sisa kejayaan trequartista di era sepak bola modern
Francesco Totti kini menjadi sisa-sisa kejayaan trequartista di era sepak bola modern
Kepergian Alessandro Del Piero dari Italia pada musim panas tahun 2012 membuat luka tersendiri. Entah itu bagi para rekan setim, fans, bahkan seorang lawan abadi Ale, Francesco Totti bersedih. Bagaimana tidak, Pemilik nomor punggung 10 di Italia yang setipe Del Piero memang sudah sedikit jumlahnya. Sebelum Del Piero hijrah ke Australia, pengguna nomor punggung 10 seperti Del Piero hanya tinggal dirinya dan Totti, kini Italia kehilangan sosok il pinturicchio, kehilangan seorang trequartista handal.
Trequartista atau classic number 10? Kelihatan seperti mobil tua tahun 1990-an memang. Di era sepak bola modern sekarang jarang sekali pemain-pemain yang dapat mengontrol permainan di belakang dua striker atau striker tunggal, pemain yang mempunyai skill di atas rata-rata, dengan kontrol sempurna, dribble mumpuni, dan insting yang mencetak gol yang tinggi. Mungkin para penggemar Serie-A Italia tahun 90-an kenal betul bagaimana permainan para trequartista di lapangan. Tengoklah nama-nama seperti Roberto Baggio, Rui Costa, Zinedine Zidane, Francesco Totti, Alessandro Del Piero. Saya jamin nama-nama barusan telah menjadi idola anda yang mengikuti sepak bola Italia pada tahun 90-an dan awal 2000-an.
Bermain di belakang dua striker atau striker tunggal tidak mematikan peran seorang trequartista. Pada medio 90-an kontrol permainan tidak seperti sekarang yang lebih memilih peran deep lying-playmaker atau regista untuk mengatur permainan. Sebenarnya peran regista dan trequartista sama, mengendalikan permainan sebuah tim. Namun, kemampuan para trequartista tidak hanya mengontrol permainan atau sekadar melakukan key-pass, tetapi mereka juga diberkahi insting tajam mencetak gol. Lihat saja jumlah gol Baggio selama karirnya, dia berhasil mencetak 218 gol, Del Piero 208 gol, dan yang terbaru, Totti dengan torehan 225 gol nya sejajar dengan milik legenda Milan, Gunnar Nordahl. Zidane tak perlu lagi kita bahas kehebatannya, dia adalah maestro, trequartista terbaik yang pernah saya tonton. Saya pikir, banyak dari kalian juga setuju.
Era-era trequartista klasik di Italia mulai tergerus pada awal tahun 2000-an. Klub kaya raya Real Madrid yang tergila-gila akan konsep ‘mengumpulkan sebanyak-banyaknya pemain terbaik dunia’ saat itu menghadirkan Zidane ke Santiago Bernabeu. Belum lagi tahun 2003, Peran Rui Costa mulai tergantikan oleh pemuda bernama Riccardo Izzecson Santos Leite. Atau yang lebih dikenal dengan nama panggungnya, Kaka’. Seorang trequatista yang lebih modern, dengan teknik yang sudah menjadi kodratnya sebagai pemain kelahiran Brasil, passing-passing yang melewati bek-bek lawan bagaikan tongkat nabi Musa yang membelah lautan.
Sebelum kedatangan Kaka’ pemain antah berantah dari klub asal Lombardy, Brescia, yang dibeli oleh Inter Milan akhirnya menjadi seorang Judas bagi timnya saat itu dengan menyebrang ke klub tetangga,  AC Milan. Di Milan, sang Judas disulap dari posisi attacking midfielder ke posisi defensive midfielder. Tak salah lagi, dialah Andrea Pirlo. Dialah regista pertama yang saya lihat di dunia sepak bola, pemain yang punya peran sama dengan trequartista, namun lebih mendalam. Mungkin il Metronome lah yang telah mengilhami banyak pelatih sekarang menggunakan jasa seorang regista, dan menghilangkan peran trequartista di sepak bola modern.
Jauh di luar Italia, tak banyak pemain yang dapat julukan trequartista. Di Argentina, nama Juan Roman Riquelme terlihat sebagai sebuah trequartista andal di Argentina. Permainannya selalu bisa membuat decak kagum penonton. Mungkin jika Riquelme sekarang masih bermain di tim nasional Argentina bersama Lionel Messi, Argentina akan menjadi sebuah tim yang menakutkan.
Pada era sepak bola modern seperti sekarang ini, peran playmaker memang masih sangat dibutuhkan, tetapi mungkin mereka tak bisa disebut sebagai seorang trequartista. Xavi Hernandez di Barcelona lebih seperti regista, dia tidak terlalu membantu penyerangan, hanya mengalirkan laju-laju bola di Blaugrana dan mengontrol permainan. Andres Iniesta bisa saja disejajarkan dengan para trequartista, sebab dengan skill individu yang di atas normal, juga insting mencetak gol yang lumayan tinggi, serta kemampuan mengontrol permainan, dan passing yang sering memanjakan La Pulga di tiap pertandingan adalah cerminan seorang trequartista.
Lantas disebut apakah David Silva, Samir Nasri, Juan Mata, Eden Hazard, Oscar, Mesut Ozil, Jack Wilshere, Shinji Kagawa, hingga Mario Gotze? Entahlah, tapi kemampuan mereka masih belum bisa disejajarkan dengan nama-nama seperti Baggio, Rui Costa, Alessandro Del Piero, Totti, Hingga Zidane.

On this Day. (27 Maret 2010) Euforia Sesaat Giallorossi

AS Roma memenuhi ambisi untuk menghentikan laju Inter Milan. Serigala Roma berhasil menerkam juara bertahan Serie A itu dengan skor 2-1 di Stadion Olimpico, Minggu (28/3/2010) malam WIB.
Hasil kemenangan ini, Roma sementara mendekati perolehan poin pemuncak klasemen Inter. Skuad besutan Claudio Ranieri mengumpulkan 62 poin atau hanya tertinggal satu angka dari I Nerazzurri.
 Roma sempat mengambil alih posisi pucuk serie A dengan keunggulan satu poin usai memenangkan derby kontra Lazio. Tapi sayang Sampdoria yang mengandalkan duet Cassano-Pazzini sukses membungkam Giallorossi 1-2, dan harus merelakan kembali puncak serie A ketangan Inter. Euforia yang sempat optimis akan scudetto kembali sirna tatkala Armada Jose Mourinho melenggang mulus di sisa Giornata.
Hingga Musim berakhir, Roma tak mampu membendung laju La Banneamata yang menjalani musim paling sempurna di tangan The Spesial One dengan raihan Treble Winners.


berikut adalah Ulasan partai Roma vs Inter, 27 Maret 2010, Olimpico Stadium

Pertandingan memasuki menit 17, Roma berhasil membobol gawang Inter untuk unggul 1-0. De Rossi berhasil memanfaatkan kesalahan kiper Julio Cesar yang gagal membuang bola dengan sempurna.
Inter mencoba membalas gol Roma. Peluang tercipta lewat sundulan bek jangkung Walter Samuel. Sayang, sundulan pemain asal Argentina ini masih membentur tiang gawang.
Roma dua kali mengancam gawang Inter lewat John Arne Riise dan Mirko Vucinic. Gol tidak tercipta berkat penampilan gemilang Julio Cesar yang berhasil mementahkan dua peluang itu.
Tm tamu kembali menyerang pertahanan Roma. Kali ini kesempatan datang dari Wesley Sneijder yang dilanggar Marco Cassetti di kotak terlarang. Namun, wasit tidak menggubris permintaan pemain Inter. Skor 1-0 bertahan hingga babak pertama usai. Tertinggal satu gol membuat pelatih Jose Mourinho memutuskan melakukan pergantian pemain. Mourinho memasukkan bomber Goran Pandev untuk menggantikan posisi Dejan Stankovic. Taktik ini cukup jitu.

Pasalnya, Inter berhasil menyamakan kedudukan saat pertandingan memasukki menit 66. Adalah Sneijder yang menjadi arsitek gol yang disumbangkan Diego Militto ke gawang Roma. Skor berubah 1-1.
Sayang kedudukan itu tidak bertahan lama. Enam menit kemudian, Roma memastikan kemenangan pada pertandingan ini. Kali ini, gol berhasil disumbangkan bomber andalan Luca Toni. Skor 2-1 bertahan hingga bubaran.

Susunan Pemain:
Roma: Julio Sergio, Juan, Burdisso, Riise, Cassetti, Pizarro, De Rossi (Brighi 74), Perrotta, Toni, Vucinic (Totti 86), Menez (Taddei 67).

Inter Milan: César, Samuel, Ferreira Lucio, Cambiasso (Quaresma 76), Zanetti, Maicon, Sneijder, Motta (Chivu 76), Stankovic (Pandev 59), Eto'o, Milito.

Sunday, March 23, 2014

Pekan anomali Premier League

Pekan penuh drama,
Ya itulah yang terjadi di pekan ini. The Gunners Arsenal lagi-lagi tak berdaya kala berhadapan dengan tim besar, setelah beberapa waktu lalu dihantam Liverppol 5-1, kamarin mereka digasak 6 gol tanpa balas oleh chelsea. Andre Schurrle kembali menjadi bintang di Stamfor bridge, pemain yang jarang mendapat tempat di skuad Mourinho ini kembali menunjukan aksinya ketika mendapat kesempatan bermain., Hasil ini menunjukan betapa Armada Arsene wenger masih belum memiliki mental juara.

Man.city pun kembali menggila, setelah sempat meredup di beberapa pekan, The cityzen sukses melanjutkan kembali hobi menngulung lawannya, terakhir fulham digilas 5-0.
Yaya Toure masih menjadi gelandang tersubur di Premier League, heatricknya membuat koleksi goolnya menjadi 21 gol di semua ajang.

Liverpool seperti biasanya mengandalkan duet SAS sukses menenggelamkan tuan rumah cardif city 3-6. Setelah sempat tertinggal 2-1 terlebih dahulu, The kop menggila lewat gelontoran  Luis Suarez, Sturridge dan Martin Skrtel.

 Manchester united pun bangkit dan menunjukan tren positif mereka lewat 2 gol wayne rooney ke gawang westham, salah satunya bahkan bagaikan duplikat gol spektakuler legendA red devils david beckham 18 tahun silam.

Kisah mengharukan di partai terakhir

Bagi seorang pesepakbola melakoni laga terakhir dalam karirnya adalah hal yang sangat emosional.
Bahkan sebagian dari mereka menitihkan airmata mengharukan.
Berikut adalah beberapa kisah mengharukan para legend yang melakoni laga terakhirnya.

1. Zinedine Zidane.

    partai terakhir sang maestro terjadi ketika Real Madrid bertemu Villareal di Santiago Barnebeu dan dia menutup kariernya dengan sebuah gol. Laga itu berakhir seri (3-3) dan sangat mengaharukan kala  tepuk tangan spektakuler dari penonton untuk Zidane. Sebagai bentuk penghargaannya, Real Madrid memainkan laga itu dengan tagline 'Zidane 2001-2006' dan publik Bernabeu menyambut tim keluar lapangan dengan mosaik kertas membentuk jersey bernomor punggung 5 milik sang legenda Perancis tersebut. Zizou tak kuasa membendung air matanya menyaksikan seluruh seisi stadion memberikan applous yang sangat luar biasa. begitu pula keluarga Zidane yang turut serta menyaksikan laga terakhir ini. Merekapun tak mampu menahan air mata harunya.

Zidane telah bermain di 227 partai bersama Real Madrid dan mencetak 49 gol. Di antara prestasinya untuk klub adalah trofi Liga Champions, yang mana dia mengemas gol bersejarah di final melawan Bayer Leverkusen.
Prestasi lainnnya: 1 Piala Intercontinental, 1 Piala Super Eropa, 1 La Liga dan 2 titel Piala Super Spanyol. Setelah duel Real Madrid kontra Villarreal, Zidane memainkan laga terakhir sebagai pemain El Real di Stadion Ramon Sánchez Pizjuan versus tuan rumah Sevilla, yang mana dia juga turut menyumbang gol.

Video : https://www.youtube.com/watch?v=3pgTReH7470

2. AC Milan Legend.

 Giornata terakhir musim 2011-12 menjadi sangat spesial di stadion san siro tatkala AC Milan menjamu novara. skor akhir adalah 2-1 dimana gol penentu dilesakan oleh sang legenda pipo Inzaghi, striker yang dikenal dengan gaya bermain yang oportunis dan eksplosif. Di partai ini juga menjadi pertandingan terakhir bagi 4 legenda milan lainnya yakni Nesta, Seedorf, Gattuso dan Zambrotta.
Kelima pemain tersebut tak mampu menahan airmata terharunya sesaat setelah peluit panjang tanda pertandingan berakhir. Mereka membawa turut serta anak-anaknya, dan publik san siro tak henti-hentinya meneriakan nama mereka dan membeikan tepuk tangan kepada para legenda.

“Terima kasih Milan, terima kasih untuk selama ini. Terima kasih untuk semua pendukung dari Via Turati, dari Milanello, dan semua orang yang telah membantu saya ketika saya berada di Milan.” ujar Pippo Inzaghi menutup kata – kata terakhir yang bisa diberikannya bagi Milan.
“Ini adalah pertandingan terakhir saya di San Siro. Sangat sulit untuk berbicara disaat seperti ini, kesedihan sekarang mengambil alih segalanya.” ujar Gianluca Zambrotta.
“Saya tidak dapat memberikan performa yang terbaik, saya merasa kosong. Saya tidak merasa seperti pejuang lagi, saya tidak lebih seperti seorang maskot saja disini.” ujar Gattuso.
Vidonya : https://www.youtube.com/watch?v=mkLTj7mWoxE

 3. David Beckham "PSG"

David Beckham mengucapan perpisahan kepada Paris Saint Germain setelah menciptakan assist bagi rekannya Matuidi saat mereka menundukkan Brest 3-1 pada kompetisi Liga Divisi I Pracis. Assist Beckham diciptakannya menit 31 yang disambut Blaisse Matuidi dengan tembakan ke gawang lawan.

Beckham terlihat menangis tersedu-sedu kala pertandingan masih berjalan, melihat beckham yang terlalu terharu, Carlo Ancelotti menariknya keluar dan digantikan dengan Ezequel Lavezzi. Seketika itu tepuk tangan serta applaus yang sangat meriah ditujukan kepada sang maestro freekick tersebut.
Meski hanya bermain selama 6 bulan bersama PSG, tetapi harus diakui bahwa kedatangan Beckhs di awal musim menjadi magnet tersendiri bagi para suporter PSG. Seperti diketahui meskipun PSG berminat memperpanjang kontrak Beckham satu tahun mendatang, ia memutuskan sudah saatnya pensiun sebagai pemain setelah 22 tahun di lapangan hijau. “Saya merasa puas dan lega bisa menuntaskan perjalanan karier sejak bersama MU, Real Madrid, LA Galaxy dan kemudian bersama PSG,” kata Beckham.

Video : https://www.youtube.com/watch?v=M6Zmyuy5bHk

Friday, March 21, 2014

skenario Drawing babak 8 besar.

Babak 16 besar Liga champions telah usai dan telah memunculkan 8 tim terbaik yang sukses menembus babak perempat Final. Musim ini tidak ada tim kejutan mampu melenggang hingga 8 besar. Olimpiacos yang disebut-sebut bakalan lolos malah terdampar oleh Nama besar pemilik Old Traford.
8 tim tersisa adalah tim yang mempunyai kualitas yang terbaik di liga masing-masing, Terkecuali Manchester United yang saat ini terpuruk di papan tengan EPL, tetapi mereka adalah barisan pemain yang matang dan mempunyai sejarah yang panjang di eropa. Bersama Borrusia Dortmund mereka melengkapi 6 kontestan lainnya yang telah melenggang yakni Barcelona, Real Madrid, Atletico Madrid, Bayern Munchen, PSG dan Chelsea.


Liga Spanyol begitu dominan dengan mengirim 3 wakil sekaligus, disusul 2 wakil Bundesliga dan Premier League, serta satu wakil Ligue 1. Pada babak perempat final ini tidak ada pengecualian negara.
Itu artinya wakil senegara bisa berjumpa. Apakah duel El-Clasicco atau Derby kota Madrid bakalan tersaji?? atau Duel sengit armada The Spesial One versus Skuad David Moyes?? atau Duel "replay" Final Liga Champions musim lalu??
Menarik ditunggu bagaimana skenario drawing yang akan dilakukan pada jumat 21 Maret nanti.
Andaikata sesama negara tidak bertemu, kemungkinannya adalah Wakil BBVA bakal dibayang-bayangi kekalahan andai bertemu utusan Jerman. atau bahkan bertemu wakil inggris seperti pada musim-musim sebelumnya. Hanya Paris Saint Germany yang tidak terlalu sering berada di babak ini. Tetapi jangan anggap mereka. Duet Cavani-Ibrahimovic saat ini adalah duet paling menakutkan seantero eropa. Ditambah barisan gelandang nomor wahid. Bisa jadi PSG adalah kuda hitam bersama Man.United yang secara dramatis melenggang.

Prediksi saya adalah: 
Chelsea vs MU
Barcelona vs PSG
Dortmund vs Real madrid
 Bayern vs Atletico

Bagaimana prediksi anda??

Tuesday, March 18, 2014

Karir Tamat akibat Cedera. (part2)




8. Dean Ashton
Dean Ashton merupakan striker pekerja keras merangkak dari divisi bawah bersama Crewe dan Norwich City sebelum akhirnya bermain di Premier League bersama West Ham. Performa konsisten Ashton bahkan sempat membuatnya dilirik Timnas Inggris.

Saat dipanggil timnas dan bersiap menjalani debutnya, Ashton mengalami mimpi buruk dengan menderita patah engkel setelah diterjang oleh Shaun Wright-Phillips di sesi latihan. Cedera itu membuatnya absen selama semusim penuh.

Meskipun kembali bermain setahun kemudian, namun performa Ashton tak lagi sama dan masalah engkel tersebut terus menerus menghantuinya. Pada akhirnya Ashton memutuskan pensiun di tahun 2009, saat usianya masih 26 tahun.

9. Pierluigi Casiraghi
Casiraghi merupakan salah satu striker langganan Timnas Italia di periode 90-an. Ia menjalani karir yang lumayan bersama Juventus dan Lazio sebelum akhirnya pindah ke Inggris untuk memperkuat Chelsea.

Sayang nasib buruk menimpa Casiraghi di Premier League. Benturan dengan kiper West Ham, Shaka Hislop membuatnya mengalami cedera ligamen yang cukup parah. Setelah menjalani sepuluh operasi, cedera tersebut ternyata tak bisa pulih seperti sediakala. Casiraghi akhirnya pensiun di usia yang baru menginjak 30 tahun.

10. Special Mention: De La Red & Muamba
Meskipun tidak mengalami cedera, namun Fabrice Muamba dan Ruben De La Red mengalami nasib serupa harus pensiun dini akibat menjalani masalah yang lebih serius: kelainan jantung. Keduanya sempat kolaps di tengah lapangan, beruntung penanganan medis yang sigap menyelamatkan nyawa mereka.

Pada akhirnya kondisi jantung yang tidak memungkinkan membuat mereka harus berhenti bermain bola di usia yang masih prima. Muamba saat berusia 24 tahun, sedangkan De La Red pada umur 25 tahun.

Mereka mungkin merasa patah hati dengan vonis dokter yang tidak mengijinkan mereka bermain bola lagi, namun yang patut disyukuri adalah mereka tidak mengulang nasib lebih buruk yang dialami oleh pemain lain yang meninggal akibat gagal jantung di tengah lapangan, seperti Pier Mario Morosini, Miklos Feher, atau Marc Vivien Foe.

11. David Bust
Bek Coventry, David Busst bertabrakan dengan bek Manchester United, Denis Irwin dalam sebuah laga di Old Trafford pada April 1996.
Akibatnya kaki Busst patah begitu parahnya sampai tulangnya keluar menembus kulit dan darahnya harus dibersihkan dari lapangan. Dia mengalami patah tulang senyawa pada tibia dan fibulanya . Sejak saat itu dia tidak pernah bisa bermain secara profesional lagi. Kiper United, Peter Schmeichel, yang menyaksikan kecelakaan itu memerlukan konseling sesudahnya.


12. Luc Nilis
Hanya 4 menit pertandingan di liga utama berjalan, striker Belgia, Luc Nilis mengalami patah tulang ganda pada lututnya ketika bertabrakan dengan kiper Ipswich Town, Richard Wright pada September 2000.
Karena cederanya sangat parah, ia harus pensiun dari sepak bola.

13. Cristoph Metzelder (Schalke 04)
Mantan bek Real Madrid, Crsitoph Metzelder menambah panjang deretan pemain-pemain bintang yang pensiun di musim ini. Meski baru berusia 32 tahun, dirinya tetap ngotot untuk gantung sepatu.  Masalah cedera menjadikan Metzelder harus tutup buku lebih cepat. Ia dilaporkan bakal mengurus yayasan anak-anak kurang mampu yang dimilikinya.
 Metzelder mulai dikenal publik saat memperkuat Borussia Dortmund. Sejak tahun 2000 sampai 2007, dirinya menjadi benteng kokoh Die Borussen. Namun pada musim panas 2007, Metzelder pindah ke Real Madrid dan tiga tahun berikutnya ia memilih pulang kampung ke Jerman untuk bergabung dengan Schalke 04.

14. Michael Owen
Bersama Carragher, Michael Owen memulai karier di skuat junior Liverpool. Lalu pada 1996, dirinya dipercaya masuk ke dalam jajaran pemain senior tim berjuluk The Reds tersebut. Owen pun sukses menorehkan tinta emas di Liverpool.

Namun penyerang bertubuh mungil ini tampaknya tak seloyal seperti Carragher. Pada Agustus 2004 silam, Owen memutuskan pindah ke Real Madrid. Sayang, kariernya justru anjlok di El Real. Ia akhirnya dibuang ke Newcastle United setahun kemudian.

Owen yang menjadi langganan cedera itu membuat dirinya tak bisa bermain stabil di beberapa musim. Namun ia masih sempat memperkuat tim sebesar Manchester United pada 2009 lalu. Namun lagi-lagi, kariernya meredup dan lebih sering duduk manis di bangku cadangan. Faktor cedera masih sering menjadi penghambat kemajuan Owen.

September 2012, Owen memutuskan hengkang ke Stoke City. Ia berharap bisa mendapat banyak kesempatan turun ke lapangan. Namun kenyataan tak sesuai dengan yang diharapkannya. Di usianya yang sudah menyentuh angka 33 tahun, Owen hanya mampu tampil delapan kali di musim ini. Karenanya, ia merasa frustrasi dan akhirnya memutuskan pesiun akhir Maret lalu.

Karir Tamat akibat Cedera. (part1)

Cedera memang begitu mengganggu bagi para pesepakbola. entah itu cedera ringan maupun berat.
Bahkan diantara mereka ada yang harus menepi hingga berbulan-bulan. Ada pula yang tak kunjung sembuh dan terus kambuh beberapakali hingga akhirnya menamatkan karirnya.
Berikut adalah beberapa pesepakbola yang karirnya tamat lantaran cedera yang tak kunjung sembuh.



1. Just Fontaine
Just Fontaine adalah striker haus gol yang pernah dimiliki oleh Prancis di era 50-an. Torehan 13 golnya di putaran final Piala Dunia 1958 tak mampu disamai oleh pemain manapun hingga saat ini, rekor yang bertahan lebih dari setengah abad lamanya.

Rekor golnya pun sangat mengerikan baik di level klub maupun negara. Bersama Les Bleus, ia mengemas 30 gol dalam 21 laga. Sementara di level klub bersama Cassablanca, Nice, dan Stade Reims, Fontaine mencetak total 227 gol dalam 248 laga, sebuah rasio gol yang mengerikan.

Sayangnya karir Fontaine sebagai pesepakbola harus terhenti saat usianya belum genap 29 tahun. Cedera yang tak kunjung sembuh membuatnya harus gantung sepatu lebih cepat.

2. Brian Laudrup
Brian Laudrup ini merupakan pemain serba bisa yang mampu beroperasi sebagai winger, gelandang serang, dan juga second striker. Kolaborasinya bersama sang kakak, Michael Laudrup di Timnas Denmark menjadi salah satu ikon pesepakbola bersaudara di eranya.

Menjadi sosok pahlawan bagi Bayern Munich dan juga Glasgow Rangers, namun masalah adaptasi dan juga cedera lutut mulai menghantui karirnya saat bergabung ke Chelsea di tahun 1998. Laudrup tak pernah benar-benar sembuh dari cedera tersebut dan akhirnya memutuskan gantung sepatu di usia yang masih tergolong muda, 31 tahun.

3. Owen Hargreaves
Owen Hargreaves bisa menjadi salah satu gelandang terbaik Inggris di dekade lalu kalau saja karirnya tidak banyak diganggu oleh cedera. Tampil cemerlang bersama Bayern Munich, Hargreaves mengalami cedera patah kaki di musim terakhirnya bermukim di Bavaria pada tahun 2007 dan tak pernah kembali ke kondisi prima sejak saat itu.

Pemain kelahiran Kanada ini mengeluhkan kondisi ototnya yang melemah sejak cedera tersebut. Pindah ke Inggris untuk memperkuat Manchester United, kondisi lutut Hargreaves semakin memburuk. Pakar cedera lutut Richard Steadman bahkan menyatakan bahwa situasi yang dialami Hargreaves merupakan yang terburuk dalam 35 tahun karirnya sebagai dokter.

Hargreaves akhirnya pensiun usai membela Manchester City selama semusim pada usia 31 tahun. Namun pada prakteknya karir Hargreaves sudah bisa dinyatakan tamat sejak usianya 28 tahun.

4. Norman Whiteside
Norman Whiteside pernah digadang-gadang sebagai calon legenda baru Manchester United. Pemuda Irlandia Utara ini memulai debutnya di usia 16 tahun di skuat utama United. Ia juga memecahkan rekor Pele sebagai pemain termuda yang bermain di putaran final Piala Dunia dalam usia 17 tahun.

Kecepatan dan naluri gol tinggi dari Whiteside membuatnya menjadi idola para fans. Namun cedera lutut kronis menghampirinya bahkan saat usianya belum genap 20 tahun. Ia tak pernah mampu memenuhi ekspektasi tinggi publik Old Trafford.

Hubungan yang buruk dengan Alex Ferguson yang menjadi manajer klub di tahun 1986 ditambah dengan hobi minum alkohol membuat karirnya semakin meredup. Ia hengkang ke Everton di usia 24 tahun sebelum akhirnya memutuskan pensiun dua tahun kemudian karena kondisi lutut yang tak bisa lagi diajak kompromi.

5. Marco Van Basten
Marco Van Basten sering disebut sebagai striker terbaik yang pernah dimiliki oleh Belanda. Salah satu momen yang akan terus dikenang dari penyerang yang identik dengan naluri gol dan teknik tinggi ini adalah gol cantik ke gawang Uni Soviet di tahun 1988. Hingga saat ini, gol tendangan voli yang dicetak dari sudut sempit selalu akrab dengan sebutan "Gol ala Van Basten".

Gaya permainannya yang elegan membuat Van Basten menjadi idola baik di Ajax Amsterdam maupun AC Milan. Namun sayang karirnya sering terganggu dengan cedera engkel kambuhan yang dialaminya di musim pertama menginjakkan kaki di Italia.

Pada akhirnya, masalah engkel akut memaksanya pensiun di usia 28 tahun, saat di mana seharusnya ia masih berada di puncak permainan.

6. Brian Clough
Brian Clough selama ini dikenal sebagai pelatih legendaris Inggris yang mampu mengantarkan Nottingham Forest menjuarai dua Piala Eropa pada periode 1979-1981. Namun sebenarnya karir Clough sebagai pemain juga cukup cemerlang.

Bermain sebagai striker, Clough cukup ganas dalam membobol gawang lawan. Ia mencetak 197 gol dalam 213 laga bersama Middlesbrough dan juga 54 gol hanya dalam 61 pertandingan bersama Sunderland.

Namun karirnya harus berakhir di usia 29 tahun setelah mengalami cedera ligamen lutut usai bertabrakan dengan kiper Bury, Chris Harker. Cedera tersebut bukanlah sesuatu yang bisa diatasi oleh teknolgi di era tersebut, membuat Clough harus gantung sepatu lebih cepat.

7. Sebastian Deisler
Di awal tahun 2000-an, barisan gelandang Timnas Jerman dipenuhi dengan para gelandang petarung yang mengandalkan kekuatan dan stamina. Kehadiran Sebastian Deisler sebagai pemain yang memiliki kaki seniman membuat dirinya menjadi idola baru dan digadang-gadang mampu mengembalikan kejayaan masa lalu Der Panzer.

Deisler tampil apik bersama Gladbach dan Hertha Berlin sebelum akhirnya bergabung ke tim terbesar Jerman, Bayern Munich. Namun nasib sial menghampirinya di musim pertama merumput di Munich saat Deisler mengalami cedera lutut.

Meskipun telah menjalani serangkaian operasi, Deisler tak pernah lagi bisa pulih ke kondisi terbaiknya. Pemain kelahiran Lorrach ini bahkan sempat mengalami depresi karena cederanya yang tak kunjung sembuh. Ia akhirnya pensiun di tahun 2007, saat usianya baru menginjak 27 tahun.

Wednesday, March 12, 2014

Hanya Tim-Tim Terbaiklah yang terus melaju


Tanpa meremehkan kekuatan tim lain, fakta membuktikan bahwa hanya tim terbaiklah yang mampu menembus 8 besar Champions League.
Bayern Muenchen masih menunjukan keperkasaan mereka di pentas paling akbar benua biru, mereka pun disebut-sebut bakal menjadi satu-satunya tim yang mampu back to back gelar Champions League. Di Bundesliga mereka seperti tidak ada lawan, dengan hanya menorehkan 2 hasil imbang, sisanya mereka lahap dengan kemenangan yang tak jarang begitu "telak". Mereka menyingkirkan Arsenal, tim yang kurang stabil akhir-akhir ini.Armada Arsene wenger begitu kewalahan bersaing di Liga Champions, bahkan di liga domestik mereka pun semakin jauh tertinggal dari Chelsea.


Atletico Madrid yang menjadi pesaing serius Real dan Barcelona di LA Liga terlihat begitu perkasa bagi "raksasa" yang sedang tertidur AC Milan yang bahkan di seria A tercecer di papan tengan klasemen.



Barcelona juga masih membuktikan sebagai tim tanggung di Liga Champions, sukses menyingkirkan Man.City menunjukan bahwa skuad Tata Martino masih berbahaya dengan gaya tiki takanya. sementara itu Man.City masih terlihat naik turun performanya, meski masih mempunyai kesempatan menduduki tahta Premier League, tetapi mereka kerap terjungkal di laga-laga penting. usai menjadi kampium Capital one cup, mereka seperti mengalami "de javu " kala ditundukan Wigan di perempat final piala FA, beberapa hari berselang giliran Barcelona yang menghentikan langkah mereka.


GIliran PSG yang begitu perkasa di Lague 1, mengandalkan duet maut Ibra-Cavani, PSG menjadi penantang paling serius dalam perburuan titel Champions League. Mereka terus menunjukan keperkasaan mereka dengan memulangkan Leverkusen, tim yang tak mampu menahan superioritas Bayern Muenchen di Bundesliga.


Kini masih tersisa 4 laga yang harus dimainkan oleh 8 tim. Real Madrid dan Borrusia Dortmund yang mengantongi kemenangan di kandang lawan sudah menjejakan satu kakinya di  babak 8 besar. Los Galacticos membabat Schalke 1-6, sedangkan Dortmund melibas Zenit 2-4.
Madrid yang ngotot mengejar titel "La Decima" sangat menyengat di bawah arahan Carlo Ancelotti, mereka kini melangkahi Barcelona dan Atletico di La Liga. Sementara Borrusia Dortmund masih dipandang sebagai tim penuh kejutan, meski tertinggal jauh di klasemen Bundesliga, tetapi dengan menyandang status runner-up, mereka masih sangat pantas berada di babak 8 besar.


Dua wakil inggris tersisa yakni The Blues Chelsea yang pada leg pertama ditahan imbang Galatasaray di Turk Telecom Arena ini tengah memimpin klasemen Premier League serta Manchester United yang harus mengakui keunggulan wakil Yunani Olimpiacos di kandangnya.


Peluang The Blues untuk terus melaju lebih besar dibandingkan MU, mereka cukup menahan imbang tanpa gol di Stanford Bridge. Tetapi ini jelas bukan perkara mudah, mengingat Galatasaray memiliki pemain-pemain berkelas serta pelatih sekaliber Roberto Mancini. Sedangkan Manchester United yang mulai sedikit bangkit di Premier League harus melakoni tugas mahaberat di Old Traford, bagaimana tidak mereka harus mampu memenagkan pertandingan dengan selisih 3 gol.

WElll....terlepas dari siapa yang bakal menghuni babak 8 besar nanti, 16 tim inilah yang terbaik di EROPA.

Sunday, March 9, 2014

Metode Pengembangan Sistem



A.      Metode Pengembangan Sistem
Dalam merancang dan membangun sistem informasi penggajian Pegawai Kepala Desa Karang Nanas menggunakan metode “Waterfall” atau air terjun karena dalam metode  ini terdapat langkah-langkah yang saling berkaitan  dan lengkap. Apabila dalam metode ini ada langkah yang belum dilakukan maka secara tidak langsungperancangan dan pengembangan sistem yang kita inginkan akan mengalami hambatan, sehingga harus kita lakukan dari awal sesuai urutan dalam metode “waterfall”, Metode ini juga sangat cocok untuk mengerjakan pengembangan sistem.
              




Tahapan dari model SDLC Waterfall pada Sistem Informasi Penggajian Kantor  Kepala Desa Karang Nanas, adalah sebagai berikut:
1.         Analisis Sistem (Analysis System)
Dalam tahap ini dilakukan pendefinisian masalah yang meliputi mendefinisikan sasaran dan batasan sistem, mendefinisikan masalah yang dihadapi mengidentifikasikan penyebab masalah, study kelayakan, analisis kebutuhan sistem (kebutuhan hardware, kebutuhan software dan pengguna atau brainware).
Tujuan utama analisis sistem adalah untuk menentukan hal detail tentang yang akan dikerjakan oleh sistem yang diusulkan. Analisi mencakup studi kelayakan dan analisis sistem.
a.         Analisis Kebutuhan Sistem:
Dalam merancang dan membangun sistem informasi penggajian, dibutuhkan analisis terhadap kebutuhan sistem,seperti kebutuhan masukan dari sistem (input),kebutuhan proses sistem dan kebutuhan keluaran (output) yang dihasilkan sistem,kebutuhan perangkat lunak (software), kebutuhan perangkat keras (hardware) dan kebutuhan pengguna (brainware) untuk Sistem Informasi Penggajian Pegawai Kepala Desa Karang Nanas.




b.        Study Kelayakan :
1)        Analisis Kelayakan Teknologi
Dalam analisis kelayakan teknologi mencakup tentang kelayakan teknologi yang digunakan untuk mendukung dalam pembuatan Sistem Informasi Penggajian Pegawai Kepala Desa Karang Nanas.
2)      Analisis Kelayakan Operasi
Dalam analisis kelayakan operasi ini mencakup tentang kelayakan pengoperasian sistem dengan menggunakan Analisis PIECES untuk menganalisis sistem lama dan sistem yang akan dibangun.
3)      Analisis Kelayakan Hukum
Pengembangan Sistem Informasi Penggajian Pegawai Kepala Desa Karang Nanas dikatakan legal karena pengembangan menggunakan software yang didapatkan dengan membeli dan pengembangan sistem ini tidak melanggar peraturan dan hukum.
2.      Desain Sistem
Desain sistem adalah merancang kebutuhan sistem yang ditentukan selama tahap analisis sistem yang nantinya akan dibuat dan diciptakan secara nyata
                  Tahapan perancangan sistem:
a.       Perancangan Konseptual:
1)      Bagan Alir (Flowchart)
Flowchart merupakan sebuah kata terdiri dari 2 buah kata yaitu chart (bagan) dan flow (aliran) sehingga diartikan flowchart adalah bagan yang menunjukan aliran data dalam program dengan sistem secara logika yang diterapkan pada Sistem Informasi Penggajian Pegawai Kepala Desa Karang Nanas. 
2)      DFD (Data Flow Diagram)
Model logika atau proses data yang dibuat menggambarkan asal data,kemana data akan dibawamenjadi keluaran, dimana data disimpan, proses apa yang digunakan untuk menghasilkan keluaran yang dilakukan pada Sistem Informasi Penggajian Pegawai Desa Karang Nanas.
3)      ERD (Entity Relationship Diagram)
Perancangan database dalam sistem informasi penggajian pegawai yaitu menggambarkan hubungan antar entitas satu dengan entitas lainnya dengan disertai atribut-atribut yang nantinya dapat digunakan sebagai field-field pada tabel yang akan dibuat dalam sistem penggajian pegawai.
b.      Perancangan Fisik
Pada tahap ini akan digambarkan rancangan antarmuka/interface program sistem informasi penggajian pegawai, mulai dari desain input atau masukan sampai desain output secara lengkap agar dapat memberikan gambaran yang lengkap tentang program yang akan dibuat.    


3.      Implementasi Sistem
a.       Pengkodean (Coding)
Tahap ini membahas mengenai cara membuat program serta menerjemahkan hasil proses perancangan menjadi sebuah bentuk program aplikasi. Software yang digunakan adalah:
1)        Microsoft Windows 7 sebagai operating system.
2)        Microsoft Visual Basic 2012 sebagai desain antar muka pengguna.
3)        MYSQL untuk membuat dan menyimpan database
4)        Crystal Report untuk membuat laporan
b.      Test atau Pengujian Sistem
Pengujian dilakukan untuk  mengetahui apakah pengkodean yang telah dibuat sudah sesuai sistem yang diinginkan. Pengujian dilakukan dengan memberikan masukan yang diinginkan, sehingga proses dapat berjalan dengan baik serta keluaran sesuai dengan yang diinginkan pengguna dan sesuai masukan data yang diinputkan.
4.      Pengoperasian dan Pemeliharaan
Tahap akhir dari proses penerapan sistem adalah pengoperasian dan pemeliharaan yang terus dilakukan selama sistem masih berjalan dan tetap dipakai. Tahap operasi dan pemeliharaan ini meliputi : memahami berbagai kendala dan kelemahan yang ada pada sistem yang digunakan dengan tujuan melakukan analisis ke arah pengembangan sistem, dan membuat pencatatan dokumentasi hasil pemeliharaan sehingga dapat menjaga kelancaran pelaksanaan sistem komputer.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More